Opini

Pers Penyaji Kebenaran Relatif Tidak Absolut

56
×

Pers Penyaji Kebenaran Relatif Tidak Absolut

Sebarkan artikel ini

TSUNAMI informasi makin dahsyat, semua bisa dibikin dan mudah di share ke media sosial apun. Tak jarang narasi itu dianggap hasil kerja jurnalis atau insan pers.

Bahkan pers dianggap pemantik trial by pers, sementara pembaca cendrung anggap berita pers adalah kebenaran. Namun seperti apa itu kebenaran di narasi pers?

Penulis selalu menukilkan bahwa, informasi sebagai produk jurnalistik adalah  kebenaran relatif, tidak kebenaran absolut.

Kebenaran relatif itu bisa berubah atau dinamis dan cendrung tidak objektif, sedangkan Kebenaran Absolut adalah statistik, kebenaran absolut ini menjadi fakta untuk mendapatkan keadilan di ranah hukum.

Sementara kebenaran relatif untuk dihadapkan pada hukum, harus ada penggalian lebih dalam, informasi pers hanya bagian dari bukti awal bagi penyidik untuk melakukan pekerjaannya atas sebuah perbuatan melawan hukum, seperti penyelidikan.

Baca Juga:  Senjakala Presiden Jokowi di Mata Orang Minang

Sebenarnya tak salah publik pembaca mencap informasi pers adalah kebenaran, katena pers bekerja sesuai teori dasar jurnalistik adalah 5w1h. Salah kalau pakem dasar ini diabaikan oleh seorang jurnalis.

Selain itu pers juga bekerja untuk menggali fakta dan dokumen resmi dibandingkan dengan fenomena yang terjadi di masyarakat.

Prinsip dasar kerja pers itu adalah kebenaran dan berpihak kepada masyarakat, tidak salah wartawan jika penyajian berita kategori informasi saja, karena fungsi dasar pers itu adalah penyebar berita.

Tapi jurnalis progresif pasti tak puas berita nya hanya sekedar informasi saja, wartawan pasti menggali, chek and ricek fakta dan data serta memperbanyak referensi atas sebuah berita yang akan disajikan ke publik pembaca.

Baca Juga:  Kesehatan Mental dan Pertanggungjawaban Pidana

Jadi, sangat naif kalau produk pers disamakan dengan kepingan narasi di media sosial yang dishare banyak warganet.

Pers bekerja ada kode etik jurnalis, ada panduan perilaku pers ada dewan kehormatan dan ada dewan pers.

Penulis tetap menggarisbawahi produk pers tidak kebenaran absolut, yang langsung bisa menghukum orang tanpa putusan pengadilan, tapi produk pers adalah kebenaran relatif yang tergantung kondisi kekinian dan nalar pikir pembaca untuk  menjustifikasi apakah berita pers kebenaran absolut atau kebenaran relatif.

Meski kebenaran relatif, namun produk pers bisa menjadi awal bagi aparat penegak hukum untuk memulai membuka kotak Pandora Keadilan. (***)

Penulis:

Adrian Tuswandi

Wakil Ketua Bidang Advokasi PWI Sumbar

Baca Juga:  Sam Salam; John Pandu Menyala

Ketua LKBPH PWI Sumbar

 

Example 120x600
Opini

“Pinto Janir ” Catatan : DR Gamawan Fauzi…