NagariNasionalWisata

Medan Bapaneh Kapalo Koto, Upaya Menyelamatkan Anak Kemenakan dari Bahaya Tawuran dan Narkoba

×

Medan Bapaneh Kapalo Koto, Upaya Menyelamatkan Anak Kemenakan dari Bahaya Tawuran dan Narkoba

Sebarkan artikel ini
Febby Dt Bangso

Jakarta, SESUMBAR.COM – Meningkatnya kasus tawuran, perundungan (bully), pelecehan seksual, penyalahgunaan narkoba, hingga penyimpangan perilaku seksual seperti LGBT di Ranah Minang, menjadi keprihatinan serius banyak pihak. Fenomena ini dinilai sangat kontras dengan identitas Sumatera Barat yang selama ini dikenal memegang teguh falsafah Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah (ABS-SBK). Jauh panggang dari api

Merespons kondisi ini, tokoh muda Minangkabau yang juga penggagas FDB Institute, Febby Dt Bangso, hadir dengan ikhtiar budaya untuk menjaga anak kemenakan agar tidak larut dalam arus negatif. Melalui program “Medan Bapaneh Kapalo Koto”, ia membuka ruang pembelajaran gratis untuk silat tradisi, seni, musim dan budaya Minangkabau. Tidak cukup dengan hanya rasa prihatin

Baca Juga:  Kajari Padang Diduga Tumpul Tangani Mafia Tanah, BPI KPNPA RI Bawa Kasus ke Kejagung

“Ini bukan sekadar pelatihan silat atau seni. Ini adalah bentuk nyata pelestarian budaya sekaligus perlindungan terhadap generasi muda kita,” ujar Febby Dt Bangso, Rabu (8/5).

Menurutnya, Medan Bapaneh menjadi wadah untuk menanamkan nilai-nilai kearifan lokal kepada anak-anak sejak dini. “Kita ingin anak kemenakan punya tempat tumbuh yang positif, punya arah dan kebanggaan terhadap jati dirinya sebagai orang Minang. Jangan sampai mereka kehilangan identitas karena tidak pernah diajarkan akar budayanya sendiri,” tambahnya. Adapun beberapa hal lain selain silat , pasambahan, seni , musik dan Tarian serta literasi ada juga pancasila dan nilai kebangsaan , pitaruah ayah, pasan mandeh, pituah mamak, baraja ka alam dan kelas inspirasi yang menghadirkan tokoh untuk menyemangati anak anak sasian dan anak anak yang berlatih.

Baca Juga:  Sumbar Berpotensi Jadi Pusat Perfilman Indonesia, Akademisi, Praktisi dan Tokoh Pers Sepakat Perkuat Ekosistem

Program ini tidak berdiri sendiri. Ia terintegrasi dengan sejumlah unit pendidikan dan literasi berbasis masyarakat yang digagas Febby seperti FDB Institute, FDB Lapau Academy, Sekolah Alam, Surau Ismail Burhanurrahman, Pustaka Suri Dirajo, dan Rumah Literasi.

“Ini gerakan sosial. Semuanya gratis, terbuka untuk siapa saja. Kita membangun sistem edukasi alternatif berbasis budaya dan komunitas, karena kita sadar, pendidikan karakter itu tidak cukup hanya di sekolah formal,” ujarnya.

Lebih jauh, Febby mengajak seluruh pihak, khususnya para ninik mamak, cadiak pandai, alim ulama, dan bundo kanduang untuk turut serta menjaga dan mendidik generasi muda.

“Saatnya kita kembali pada ruh Minangkabau yang sejati. Jangan sampai ABS-SBK hanya jadi slogan kosong. Kita harus turun tangan, karena kalau bukan kita, siapa lagi yang akan menyelamatkan anak kemenakan dari bahaya zaman?” tegasnya.

Baca Juga:  Tugu Keris Sikati Muno Didirikan: Simbol Kejayaan dan Martabat Budaya Minangkabau

Dengan semangat “Jago Luhak Nan Tuo, Sato Sakaki”,tando raso cinto, kok sayang ka kampuang jan lengah , kita terus melengkapi fasilitas di medan bapaneh.

Febby Dt Bangso berharap Medan Bapaneh Kapalo Koto bisa menjadi benteng terakhir dan menjadi model untuk nagari lain dalam upaya menjaga moral, budaya, dan masa depan anak-anak Minangkabau.(*)

Example 120x600