NagariNasionalWisata

Dua Pesilat Eropa Hadiri Festival Pandeka Batagak Kapalo Koto 2025: Silek Minangkabau Semakin Mendunia

×

Dua Pesilat Eropa Hadiri Festival Pandeka Batagak Kapalo Koto 2025: Silek Minangkabau Semakin Mendunia

Sebarkan artikel ini
Dua Pesilat Eropa Bakal Hadiri Festival Pandeka Batagak Kapalo Koto 2025

Kapalo Koto, (SESUMBAR.COM) –Silek Minangkabau kembali mencuri perhatian dunia. Dua pesilat dari Eropa, yakni Stoop Cornelis Christian (Kees) asal Belanda dan Aafjes Leon asal Spanyol, dipastikan akan hadir dalam Festival Pandeka Batagak Kapalo Koto 2025, yang akan digelar pada 18–19 April 2025 di Medan Bapaneh, Luhak Nan Tuo, Sumatera Barat.

Konfirmasi kehadiran dua pesilat internasional tersebut disampaikan oleh Guru Gadang Silek Harimau, Edwel Dt. Rajo Gampo Alam, yang menjadi tokoh sentral dalam pelestarian silek sebagai warisan budaya tak benda Minangkabau. Festival ini akan menjadi ajang yang mempertemukan pesilat dari berbagai penjuru dunia dalam semangat budaya dan persaudaraan.

Kees (48 tahun, tinggi 182 cm) adalah praktisi Pencak Silat Setia Hati Anoman yang telah lama tinggal di Belanda. Sementara Leon (49 tahun, tinggi 190 cm) adalah praktisi Wing Chun yang kini menetap di Spanyol dan sedang mendalami Pencak Silat Setia Hati. Ketertarikan mereka terhadap silek memperlihatkan daya tarik budaya Minangkabau yang menembus batas geografis.

Baca Juga:  Nagari Simalanggang Wakili Sumbar Ikuti Apresiasi Monev Desa Tahun 2024, KI Sumbar Beri Pendampingan

Festival ini mendapat dukungan penuh dari Dr. Febby Dt. Bangso, seorang tokoh muda Minangkabau yang dikenal sebagai pegiat budaya dan pariwisata. Febby merupakan alumni PPRA LXIII Lemhannas RI dan baru saja didaulat sebagai Ketua Kan Nagari Gurun periode 2025–2030. Dengan latar belakang sebagai Doktor Pariwisata, Febby konsisten mengangkat potensi lokal Minangkabau ke panggung internasional.

“Kehadiran Kees dan Leon adalah bukti bahwa silek bukan hanya milik kita, tapi sudah menjadi bagian dari kekayaan budaya dunia. Ini momentum emas bagi kita untuk menjadikan Minangkabau sebagai pusat budaya dan destinasi wisata unggulan,” ujar Febby.

Festival Pandeka Batagak Kapalo Koto mengusung konsep Medan Bapaneh, sebuah ruang musyawarah terbuka khas Minangkabau, sebagai lambang keterbukaan, dialog, dan pembelajaran. Lebih dari sekadar ajang pertunjukan silat, festival ini diharapkan menjadi platform edukatif dan inspiratif bagi generasi muda, serta magnet baru bagi wisatawan lokal maupun mancanegara.

Baca Juga:  Ajang Pelestarian Silat Harimau Minangkabau Bertaraf Nasional

“Minangkabau memiliki segalanya: adat yang sarat nilai, alam yang indah, dan seni bela diri yang penuh filosofi. Bila dikemas dengan strategi yang tepat, ini bisa menjadi kekuatan pariwisata yang tidak kalah dari destinasi dunia lainnya,” tambah Febby.

Festival ini diharapkan menjadi langkah nyata memperkuat diplomasi budaya dan memperluas jejaring internasional melalui silek, menjadikan Minangkabau tidak hanya dikenang sebagai tanah adat, tapi juga sebagai rumah dunia bagi seni bela diri dan kebudayaan yang hidup.(*)

Example 120x600