NasionalWisata

Tugu Keris Sikati Muno Didirikan: Simbol Kejayaan dan Martabat Budaya Minangkabau

×

Tugu Keris Sikati Muno Didirikan: Simbol Kejayaan dan Martabat Budaya Minangkabau

Sebarkan artikel ini

Pariangan, SESUMBAR.COM — Sebuah peristiwa bersejarah kembali dihidupkan lewat peletakan batu pertama pembangunan Tugu Keris Sikati Muno, yang juga dikenal sebagai Karih Batuah — keris bertuah legendaris yang dipercaya memiliki kekuatan gaib: tak kanai diujuang, pangka jajak ditikam mati juo.

Tugu ini tak sekadar monumen biasa, tetapi penanda kuatnya akar budaya Minangkabau yang menyatukan kisah mitologi, kepahlawanan, dan kekuasaan. Kisah ini bermula dari legenda Sang Sapurba, seorang urang semenda (menantu kerajaan) yang menikahi adik Suri Dirajo, Indo Julito. Ia kemudian diangkat menjadi Raja dengan gelar Sri Maharaja Diraja. Namun, kendali pemerintahan tetap berada di tangan Suri Dirajo sebagai tokoh sentral yang dihormati rakyat — menggambarkan sistem kekerabatan matrilineal yang menjadi jiwa Minangkabau.

Baca Juga:  Dorong Ekonomi Kerakyatan, BRI Salurkan KUR Senilai Rp42,23 Triliun Hingga Akhir Maret 2025

Untuk menghormati keduanya, dibangunlah Balairung Panjang, istana megah yang dipercaya dibangun dari bahan-bahan sakral: tonggak dari teras jelatang, peran dari akar lundang, tabuh dari batang pulut-pulut, dan gendang dari batang seleguri. Istana ini menjadi simbol kesatuan spiritual dan kekuasaan adat.

Namun, ketenangan itu dirusak oleh datangnya makhluk mengerikan dari negeri seberang — sosok jahat bergelar Sikati Muno, digambarkan sebagai naga raksasa yang keluar dari kawah Gunung Merapi. Panjangnya 60 depa, kulitnya sekeras baja, dan kemunculannya membawa bencana. Kampung-kampung dirusak, sawah dibinasakan, dan nyawa rakyat melayang tanpa ampun.

Empat penghulu dari Pariangan-Padang Panjang menghadap Sang Sapurba di Batu Gedang untuk memohon agar sang menantu kerajaan turun tangan. Maka pecahlah pertarungan sengit antara Sang Sapurba dan Sikati Muno yang berlangsung selama berhari-hari. Pedang Sang Sapurba patah berkeping-keping — hingga mencapai jumlah seratus sembilan puluh sumbing.

Baca Juga:  Osman Sapta Dt Bandaro Sutan Nan Kayo dan Misteri Keris “Sikati Muno”: Tugu Bertuah untuk Jantung Minangkabau

Namun dengan sebilah keris pusaka, pertarungan berakhir. Keris itu yang kemudian dikenal sebagai Keris Sikati Muno atau nama aslinya Keris Curak Simandang Giri. Sebilah keris bertakik seratus sembilan puluh, diciptakan seakan dari semangat dunia itu sendiri. Keris ini tak hanya alat perang, tapi simbol kebangkitan — keris baja sakti yang enggan disarungkan, dan gembira bila dihunus.

Kini, pembangunan tugu keris ini adalah bentuk penghormatan kepada perjuangan masa lalu dan pemeliharaan jati diri budaya Minangkabau. Ia bukan hanya mengenang pertempuran antara manusia dan setan naga, tapi menegaskan bahwa semangat kebenaran, keberanian, dan kebijaksanaan tak pernah mati — selama sejarah masih kita rawat dalam ingatan dan tapak budaya.

Baca Juga:  Gerakan Jago Luhak Nan Tuo dan Sato Sakaki: Upaya Dr. Febby Dt. Bangso Melestarikan Budaya Minangkabau

Tugu Keris Sikati Muno — lambang perlawanan, lambang martabat, dan pusaka tak lekang oleh waktu.(FdB)

 

Example 120x600