NasionalPemimpin Muda

 “Audy Joinaldy, Pemimpin yang tak Pergi, Hanya Pulang”

×

 “Audy Joinaldy, Pemimpin yang tak Pergi, Hanya Pulang”

Sebarkan artikel ini

(Wakil Gubernur Sumbar 2020-2025)

Catatan: Revdi Iwan Syahputra

SESUMBAR.COM – Angin di Sumatera Barat selalu menyimpan cerita. Di antara bukit-bukit yang berselimut kabut dan lembah yang menggenggam kearifan, ada seorang lelaki yang berjalan dengan kepala tegak namun hati yang tetap rendah. Namanya Audy Joinaldy. Lima tahun yang lalu, ia melangkah ke panggung politik, membawa segenggam mimpi dan segudang optimisme. Kini, ketika masa jabatannya sebagai Wakil Gubernur Sumatera Barat berakhir, ia memilih kembali ke akarnya, ke dunia yang telah membentuknya sejak awal: dunia usaha.

Di balik gelar Datuak Rajo Pasisia Alam, Audy Joinaldy adalah sosok yang memadukan kecerdasan bisnis dengan dedikasi politik. Sebagai Wakil Gubernur Sumatera Barat periode 2021–2024, Audy tidak hanya dikenal sebagai pengusaha sukses, tetapi juga sebagai pemimpin muda yang membawa angin segar dalam kancah politik daerah.

Lahir pada 16 Mei 1983, Audy berasal dari keluarga Minangkabau yang kental dengan nilai-nilai adat dan tradisi. Ayahnya, Joinerri Kahar, berasal dari Parak Karambia, Kampung Jua, Padang, sementara ibunya, Desmilia, berasal dari Solok. Latar belakang keluarga yang kuat ini membentuk karakter Audy sebagai individu yang menghargai budaya sekaligus berpikiran maju.

Dari Bisnis ke Politik, Lalu Pulang

Baca Juga:  Pj Wali Kota Pekanbaru Ditangkap KPK dalam Operasi Tangkap Tangan

Sebelum terjun ke dunia politik, Audy telah menorehkan prestasi gemilang sebagai pengusaha di bidang peternakan dan pertanian. Ia memimpin Perkasa Group dan Lintas Agro Group, dua perusahaan besar yang beroperasi di Sulawesi. Keberhasilannya di dunia bisnis menjadi modal berharga saat ia memutuskan untuk memasuki ranah politik.

Langkah Audy ke panggung politik Sumatera Barat dimulai ketika ia dipinang oleh Mahyeldi Ansharullah, Wali Kota Padang saat itu, untuk menjadi pasangan dalam Pemilihan Gubernur Sumatera Barat 2020. Keputusan ini sempat mengejutkan publik, mengingat Audy sebelumnya tidak memiliki rekam jejak politik yang panjang. Namun, kombinasi antara pengalaman Mahyeldi dan visi progresif Audy berhasil memenangkan hati masyarakat. Pasangan ini, mengungguli kandidat lainnya.

Selama menjabat sebagai Wakil Gubernur, Audy dikenal sebagai pemimpin yang visioner dan dekat dengan masyarakat. Ia sering turun langsung ke lapangan, mendengarkan aspirasi warga, dan memastikan program-program pemerintah berjalan efektif. Pendekatannya yang komunikatif dan tidak birokratis membuatnya mendapatkan apresiasi luas dari berbagai kalangan.

Wagub Audy Joinaldi, Gubernur Mahyeldi di lapangan GOR Agus Salim

Namun, dinamika politik tidak selalu berjalan mulus. Menjelang Pemilihan Gubernur 2024, Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dan Partai Gerindra memutuskan untuk berkoalisi mengusung Mahyeldi Ansharullah dengan Vasco Ruseimy sebagai pasangan calon gubernur dan wakil gubernur, meninggalkan Audy di persimpangan jalan politik. Keputusan ini menimbulkan berbagai spekulasi di kalangan publik, mengingat kinerja Audy yang dinilai positif selama menjabat.

Baca Juga:  Vasco Ruseimy: Sang Macan Idealis Pengguncang Politik Sumatera Barat

Menanggapi situasi tersebut, Audy memilih untuk tetap tenang dan fokus pada pengabdiannya. Audy menerimanya dengan kepala tegak. Ia tak marah, tak menyalahkan siapa pun. Politik, seperti kehidupan, punya jalannya sendiri. Ia memasang baliho yang menyatakan dirinya sebagai bakal calon gubernur Sumatera Barat periode 2024–2029, sebuah langkah yang dianggap sebagai “test the water” untuk mengukur respons masyarakat. Publik Sumatera Barat menyambut baik langkah ini, melihatnya sebagai bentuk keseriusan Audy dalam melanjutkan kontribusinya bagi daerah.

Audy bukan politisi yang lahir dari riuhnya panggung kampanye. Ia bukan bagian dari elite politik yang tumbuh dari garis keturunan pemimpin.

Audy tetaplah Audy. Ia tidak kehilangan akarnya. Justru, politik yang membawanya lebih dekat dengan rakyat—bukan hanya sebagai pemimpin, tetapi juga sebagai seorang pelayan.

Selama menjabat, Audy dikenal sebagai sosok yang turun langsung ke lapangan, mendengar keluhan masyarakat, dan mencari solusi tanpa basa-basi. Ia berbicara tentang pelayanan publik yang harus berlandaskan hati, bukan sekadar aturan kaku di atas kertas. “Senyum, sapa, dan salam bukan hanya formalitas,” katanya suatu ketika di Samsat Payakumbuh. Baginya, birokrasi yang ramah adalah cermin dari kepemimpinan yang benar.

Baca Juga:  Fadly Amran: Simfoni Kota Padang, dari Tradisi ke Inovasi

Ketulusan yang Dikenang

Jika ada satu hal yang paling diingat dari Audy Joinaldy sebagai Wakil Gubernur, itu adalah ketulusannya. Ia tak pernah berambisi untuk menguasai, hanya ingin melayani. Ia bekerja dengan cara yang sederhana: mendengar, memahami, lalu bertindak.

Ketika ia berpamitan dari jabatannya, masyarakat Sumatera Barat tak melihat seorang politisi yang kalah, tetapi seorang pemimpin yang telah menjalankan tugasnya dengan baik. “Terima kasih atas kepercayaan ini,” katanya dalam banyak kesempatan. “Saya mohon maaf jika masih ada yang belum bisa saya selesaikan.”

Dan kini, ia kembali. Ke dunia bisnis, ke habitat yang telah membentuknya. Tapi kali ini, ia membawa sesuatu yang lebih dari sekadar pengalaman usaha—ia membawa pemahaman tentang manusia, tentang kepemimpinan yang berakar pada ketulusan. Politik telah mengajarkannya banyak hal, dan Sumatera Barat telah menjadi ruang belajar yang luas baginya.

Audy Joinaldy tidak pergi. Ia hanya pulang. Dan bagi Sumatera Barat, namanya akan selalu ada dalam jejak-jejak yang telah ia tinggalkan.(*)

Penulis adalah Jurnalis Pemegang Kompetensi Utama

Example 120x600