Catatan Revdi Iwan Syahputra
Di balik nama besar SMA Negeri 3 Padang, tersimpan banyak cerita tentang anak-anak muda yang pernah melangkah keluar dari gerbang sekolah itu dengan sejuta harapan dan tekad baja. Di antara ribuan alumni yang telah menorehkan jejaknya, tiga nama mencuat dengan sinar yang khas dan prestasi yang menggetarkan: Irwan Prayitno, Mayjen (Purn) Irwan Zaini, dan Irwan Zuldani. Tiga Irwan. Tiga cahaya. Tiga jalan hidup yang berbeda, namun berpangkal pada satu akar: Ikasmantri—Ikatan Keluarga SMA Negeri 3 Padang.
Irwan Prayitno: Sang Intelektual yang Memimpin dengan Hati
Bagi sebagian orang, politik adalah panggung perebutan kuasa. Tapi bagi Irwan Prayitno, politik adalah ladang pengabdian. Pernah 3 periode di DPR RI dan 2 periode Gubernur Sumatera Barat. Ia bukan hanya Gubernur dua periode yang mencintai ranah Minang, melainkan juga seorang akademisi yang tulus dan pendidik yang bersahaja. Latar belakang sebagai psikolog dan doktor bahkan profesor menjadikan kepemimpinannya tidak sekadar berbasis data, tapi juga berbasis rasa.
Ia menunjukkan kepada keluarga besar Ikasmantri bahwa menjadi pemimpin tak harus garang, tapi harus kuat dalam prinsip. Bahwa kekuasaan bukan untuk ditakuti, melainkan untuk dimanfaatkan demi kesejahteraan rakyat. Di ruang sidang maupun di tengah sawah, Irwan Prayitno tetap sama: tenang, terukur, dan bijak. Seperti air yang menyejukkan, tapi bisa juga deras membawa perubahan.
Mayjen (Purn) Irwan Zaini: Prajurit yang Menjaga Ibu Pertiwi
Darah pejuang mengalir deras dalam diri Mayjen (Purn) Irwan Zaini. Lulusan Akademi Militer yang menapaki kariernya dari bawah, hingga akhirnya mengemban tanggung jawab besar sebagai perwira tinggi TNI Angkatan Darat. Ia adalah sosok yang tahu persis apa arti disiplin, loyalitas, dan pengorbanan. Dalam sunyi hutan Kalimantan hingga panasnya medan latihan di berbagai daerah, Irwan Zaini menegakkan Merah Putih dengan kehormatan dan integritas.
Kini, di masa purnanya, beliau bukan hanya menjadi simbol ketegasan, tetapi juga pelindung nilai-nilai kebangsaan yang mulai pudar. Ia menjadi contoh bagi generasi muda Ikasmantri bahwa keberhasilan bukan hanya soal gelar atau pangkat, tetapi soal keteguhan prinsip dalam menghadapi ujian zaman.
Irwan Zuldani: Profesional yang Menapaki Tangga Tanpa Kompromi
Di dunia profesional yang keras dan kompetitif, nama Irwan Zuldani menjulang sebagai contoh bahwa integritas masih punya tempat di tengah industri. Ia bukan publik figur, bukan politisi, bukan pula jenderal. Tapi justru di situlah letak kekuatannya. Kini, ia adalah legislator di DPRD Sumatera Barat. Ia membangun reputasi dengan kerja keras, ketekunan, dan etika yang tak tergoyahkan.
Sebagai pimpinan di dunia bisnis dan manajemen, Irwan Zuldani adalah wajah dari “pemimpin senyap” yang lebih banyak bekerja daripada bicara, lebih banyak memberi solusi daripada keluhan. Ia membuktikan bahwa kesuksesan bisa dicapai tanpa harus menabrak nilai-nilai moral, tanpa harus melupakan asal-usul. Dalam sunyi, ia memberi inspirasi yang lantang: bahwa kerja adalah ibadah, dan keberhasilan adalah hasil dari kesetiaan pada proses.
Satu Ikasmantri, Banyak Jalan Menuju Cahaya
Tiga Irwan ini mungkin berbeda jalan. Satu di politik, satu di militer, satu di dunia profesional. Tapi satu hal yang menyatukan mereka: mereka adalah cermin dari jiwa Ikasmantri yang tangguh, jujur, dan berkarakter. Mereka adalah bukti nyata bahwa alumni SMA 3 Padang bukan sekadar lulusan sekolah, tetapi pewaris nilai-nilai perjuangan dan intelektualitas Minangkabau.
Kepada generasi muda Ikasmantri: jangan takut bermimpi, jangan gentar melangkah. Lihatlah ketiga tokoh ini sebagai pelita. Jadikan mereka inspirasi, bukan untuk ditiru, tapi untuk diteladani. Sebab dalam setiap diri alumni Ikasmantri, telah tertanam bibit keunggulan yang tinggal disiram dengan kerja keras dan kejujuran.
Karena sesungguhnya, setiap kita bisa menjadi “Irwan” dalam versi terbaik diri sendiri.(*)
Penulis adalah Jurnalis Berkompetensi Utama, alumni Ikasmantri 94.