Padang, SESUMBAR.COM – Kawasan Kota Tua Padang kembali menjadi sorotan, bukan hanya karena keindahan arsitektur kolonialnya, tetapi juga sebagai bagian dari rute BOM Run 2025. Event lari bertaraf internasional ini diharapkan mampu memperkenalkan lebih jauh daya tarik sejarah dan wisata Kota Tua Padang kepada wisatawan lokal maupun mancanegara.
Kota Tua Padang terletak di sepanjang Sungai Arau, dekat Pelabuhan Muaro. Sejak abad ke-16, kawasan ini menjadi pusat perdagangan penting, baik di bawah pengaruh Kerajaan Pagaruyung maupun Kesultanan Aceh. Pada tahun 1663, Belanda membangun pos perdagangan di sini, menjadikan kawasan ini sebagai pusat ekonomi kolonial.
Jejak sejarah itu masih dapat dirasakan hingga kini melalui bangunan-bangunan tua bergaya kolonial yang masih berdiri kokoh. Pemerintah Kota Padang telah menetapkan 73 bangunan bersejarah sebagai cagar budaya, sebuah upaya nyata dalam melestarikan kekayaan sejarah daerah ini.
Destinasi Wisata di Kota Tua Padang
Kawasan Kota Tua Padang menawarkan berbagai destinasi menarik yang wajib dikunjungi oleh wisatawan, terutama bagi mereka yang ingin mengenal lebih dalam sejarah dan budaya Minangkabau. Beberapa tempat ikonik antara lain:
Gedung De Javasche Bank– Kini menjadi kantor Bank Indonesia, gedung ini dulunya adalah bank kolonial yang memegang peranan penting dalam perekonomian Hindia Belanda.
Museum Adityawarman – Museum ini menyajikan berbagai koleksi sejarah dan budaya Minangkabau dalam bangunan bergaya Rumah Gadang.
Masjid Ganting– Masjid tertua di Padang yang menjadi salah satu situs wisata religi utama di kota ini.
Vihara Buddha Warman– Dibuka pada tahun 2006, vihara ini mencerminkan keberagaman budaya di Padang dan menjadi tempat ibadah bagi komunitas Buddha Tionghoa.
BOM Run 2025: Menyusuri Jejak Sejarah Kota Tua
Blue Ocean Minangkabau (BOM) Run 2025 menghadirkan pengalaman unik bagi para pelari dengan jalur yang melintasi berbagai bangunan bersejarah di Kota Tua Padang. Ajang ini diharapkan tidak hanya menjadi ajang olahraga, tetapi juga menjadi daya tarik wisata yang memperkenalkan eksotisme Kota Tua kepada dunia.
Ketua Harian PB Ikasmantri Padang, Yulviandi Adek, menyambut baik gelaran BOM Run 2025 yang melibatkan kawasan Kota Tua Padang dalam rutenya. “Event ini tidak hanya mengajak peserta untuk berolahraga, tetapi juga menjadi sarana edukasi sejarah dan budaya. Kami berharap para peserta dan wisatawan bisa lebih mengenal dan menghargai warisan Kota Tua Padang,” ujarnya.
Dengan kombinasi antara sejarah yang kaya, arsitektur megah, dan event internasional, Kota Tua Padang semakin memperkuat posisinya sebagai destinasi wisata unggulan di Sumatera Barat. Bagi wisatawan dan peserta BOM Run 2025, inilah kesempatan emas untuk merasakan langsung atmosfer sejarah dalam perjalanan lari yang penuh makna.(*/ist/ope)