Srikandi Hukum Itu Bernama Rina: Menginspirasi dari Ruang Sidang hingga Ruang Keluarga
BANJARBARU, SESUMBAR.COM — Tidak banyak yang mampu menjalani dua peran besar sekaligus: sebagai pemimpin tangguh di jalur karier dan sebagai ibu yang berhasil membesarkan anak-anaknya menjadi generasi unggul. Kepala Kejaksaan Tinggi Kalimantan Selatan, Rina Virawati, adalah satu di antara yang langka itu.
Senin pagi, 2 Juni 2025, suasana hangat terasa di ruang kerja Kajati Kalsel di Banjarbaru. Dr Aqua Dwipayana, Pakar Komunikasi dan Motivator Nasional, hadir bersilaturahmi. Dalam pertemuan itu, Dr Aqua menyampaikan kekagumannya terhadap sosok Rina.
“Saya kagum kepada Ibu Rina yang sukses dalam karier dan mendidik kedua putrinya. Mohon Bu Rina berkenan berbagi pengalamannya terkait dua hal itu,” ucap Dr Aqua dengan tulus.
Rina menyambut tamunya dengan ramah. Perempuan kelahiran Semarang itu tak hanya rendah hati, tapi juga tulus dalam membagikan kisah hidupnya yang sarat pelajaran. Sejak sang suami meninggal pada 2013, ia menjalani peran sebagai orang tua tunggal, sekaligus tetap mengabdi dengan sepenuh hati dalam karier penegakan hukum.
Karier Rina pun gemilang. Ia dua kali dipercaya memimpin kejaksaan tinggi, pertama di Bengkulu, kemudian di Kalimantan Selatan. Namun, prestasi terbesarnya, menurut banyak orang, justru terlihat dari keberhasilannya mendidik kedua putrinya.
“Putri sulung saya sedang kuliah S2 di Universitas Cambridge di Inggris. Sedangkan putri bungsu saya kuliah S1 di salah satu perguruan tinggi di Jepang. Mereka kuliah di luar negeri mendapat beasiswa,” ujar Rina dengan mata berbinar, penuh rasa syukur.
Kisah Rina adalah inspirasi nyata tentang ketangguhan, dedikasi, dan cinta seorang ibu. Ia menunjukkan bahwa peran sebagai pemimpin dan orang tua tidak perlu saling meniadakan. Dengan komitmen dan nilai-nilai yang kuat, keduanya bisa berjalan beriringan.
Dr Aqua yang dikenal aktif berbagi inspirasi di berbagai institusi, mengakui bahwa kisah Rina layak menjadi teladan bagi siapa saja.
Keteladanan Rina Virawati menjadi bukti bahwa keberhasilan tidak hanya diukur dari posisi atau jabatan, tetapi juga dari jejak yang ditinggalkan dalam keluarga dan kehidupan orang lain. Sebuah inspirasi tentang kepemimpinan yang berakar dari cinta dan ketulusan.(*)
