Padang, SESUMBAR.COM – Forum Siti Manggopoh (FSM) dan Taty Westhoff dari Diaspora Minang Belanda menggelar diskusi mendalam tentang kegelisahan perempuan menghadapi perkembangan Artificial Intelligence (AI) yang kian canggih.
Dalam acara yang digelar di Mushala Al Hakim, Taty Westhoff, seorang penggerak budaya Minang di Den Haag, Belanda, membagikan pengalaman prihatinnya terkait dampak negatif teknologi modern. Ia menceritakan kasus-kasus tragis di Belanda di mana remaja sampai bunuh diri akibat perundungan berbasis AI.
“AI adalah alat untuk mempercepat kerja kita, bukan untuk memperalat kita,” tegas Westhoff, yang mendesak pentingnya mempertahankan nilai-nilai budaya, agama, moral, dan etika.
Acara yang dihadiri sekitar 50 peserta dari berbagai profesi ini menghadirkan pembicara kunci seperti Zaleka Hutagalung, praktisi hukum, dan Novalinda sebagai moderator. Basnurida, Ketua Forum Siti Manggopoh, menekankan perlunya peningkatan kewaspadaan bagi generasi muda dalam menghadapi tantangan teknologi.
Lismi Hasan Walidin, pendiri FSM, menegaskan komitmen organisasinya untuk terus berjuang di berbagai bidang, termasuk melawan arus negatif perkembangan AI yang mencekam.
Menariknya, kegiatan ini juga diwarnai dengan penjualan produk-produk lokal oleh anggota FSM, menunjukkan semangat ekonomi kreatif di sela-sela diskusi serius tentang teknologi.
Pesan utama dari acara ini adalah ajakan untuk tetap bijak menggunakan teknologi tanpa kehilangan jati diri dan nilai-nilai budaya.(*/ist)