EkonomiOpiniTeknologi

Dari Dapur ke Peluang Usaha: Yogurt Rumahan untuk Kesehatan dan Kemandirian Ekonomi

×

Dari Dapur ke Peluang Usaha: Yogurt Rumahan untuk Kesehatan dan Kemandirian Ekonomi

Sebarkan artikel ini

Oleh: Ilona Bella

Sebagai seorang akademisi yang terlibat langsung dalam kegiatan pengabdian kepada masyarakat, saya selalu percaya bahwa ilmu pengetahuan tidak seharusnya berhenti di laboratorium. Ia harus hadir di tengah masyarakat, memberi manfaat nyata, dan membuka peluang perubahan. Inilah semangat yang kami bawa ketika melaksanakan pelatihan pembuatan yogurt rumahan di Rumah Al Qur’an Sakinah, Padang.

Pelatihan ini bukan sekadar mengajarkan cara membuat minuman fermentasi yang lezat. Kami ingin memperkenalkan yogurt sebagai inovasi probiotik—produk sederhana dengan manfaat luar biasa bagi kesehatan, terutama sistem pencernaan. Yogurt mengandung bakteri baik seperti Lactobacillus bulgaricus dan Streptococcus thermophilus yang membantu menyeimbangkan mikrobiota usus, meningkatkan imunitas, dan bahkan menurunkan kolesterol. Kandungan gizinya pun lengkap: kalsium, protein, vitamin B2 dan B12, hingga fosfor, menjadikannya pilihan tepat untuk gaya hidup sehat.

Baca Juga:  BRI Peduli Salurkan Bantuan Cegah Stunting Itu Penting, Dukung Upaya Pemerintah Tekan Angka Stunting Indonesia

Lebih menarik lagi, yogurt bisa dikonsumsi oleh mereka yang mengalami intoleransi laktosa, karena proses fermentasi mengurangi kadar laktosa secara signifikan. Bagi saya, ini adalah salah satu keunggulan besar yang menjadikan yogurt sebagai makanan inklusif—bisa dinikmati hampir semua kalangan.

Sederhana, Terjangkau, dan Bermakna

Proses pembuatan yogurt yang kami ajarkan ternyata sangat sederhana dan bisa dilakukan di dapur rumah. Cukup dengan susu sapi segar dan kultur bakteri, yogurt bisa dibuat dalam waktu relatif singkat. Bahkan, kami juga mengenalkan alternatif berbahan susu kedelai, untuk menjangkau mereka yang menghindari produk hewani karena alergi atau pilihan gaya hidup.

Keterampilan ini tampak sederhana, tapi sebenarnya punya dampak besar, terutama jika dikaitkan dengan pemberdayaan ekonomi.

Baca Juga:  Dorong Ekonomi Kerakyatan Yang Inklusif, Ini 10 Bukti Nyata Kontribusi BRI Untuk Negeri

Yogurt Sebagai Peluang Usaha

Pelatihan ini membuka wawasan para santriwati akan peluang usaha yang bisa dimulai dengan modal kecil namun potensi pasarnya besar. Kita semua tahu bahwa tren makanan sehat terus meningkat. Masyarakat semakin sadar pentingnya mengonsumsi produk alami dan bergizi. Yogurt—khususnya yang dibuat sendiri, tanpa bahan pengawet—menjawab kebutuhan itu.

Dengan sedikit kreativitas dalam pengemasan dan pemasaran, yogurt rumahan bisa menjadi produk unggulan yang laku dijual di pasar lokal, kantin sekolah, atau bahkan lewat platform digital. Para santriwati kini memiliki keterampilan praktis yang bisa menjadi bekal untuk berwirausaha, bahkan setelah mereka menyelesaikan pendidikan. Mereka bisa menjadi pionir dalam memproduksi makanan sehat di lingkungan masing-masing.

Kesehatan dan Kemandirian, Dua Tujuan Sekaligus

Baca Juga:  Berikan Kecepatan dan Kemudahan dalam Genggaman, BRI Luncurkan QRIS TAP

Bagi saya pribadi, kegiatan ini sangat membahagiakan. Melihat antusiasme para peserta, semangat mereka belajar, dan munculnya ide-ide usaha dari diskusi ringan saat pelatihan berlangsung—itu semua menguatkan keyakinan bahwa ilmu yang kita bagikan bisa tumbuh menjadi benih kemandirian dan kesehatan bagi masyarakat.

Yogurt mungkin hanya satu contoh kecil dari sekian banyak produk olahan sederhana. Namun jika ditekuni, ia bisa menjadi gerbang menuju usaha lokal yang menjanjikan, sekaligus memperbaiki pola konsumsi masyarakat. Kita tidak hanya sedang mengajarkan resep, tapi membangun fondasi masa depan.

Semoga keterampilan ini bisa terus dikembangkan, diturunkan, dan menginspirasi lebih banyak orang untuk hidup sehat sekaligus mandiri secara ekonomi.(*)

#Penulis adalah Dosen Departemen Kimia Fakultas MIPA Universitas Andalas

Example 120x600