Nasional

IKA FISIP Unand dan Totalitas Sinergi Bersama Konjen Jepang Bahas Pemberdayaan

×

IKA FISIP Unand dan Totalitas Sinergi Bersama Konjen Jepang Bahas Pemberdayaan

Sebarkan artikel ini
Sekretaris IKA FISIP Unand yang juga dosen FISIP Unand, Ardi Abbas, bersama Firdaus dari Yayasan Totalitas, ikut nimbrung dalam diskusi dengan Konsul Muda Bagian Humas, Kebudayaan dan Pendidikan Konsulat Jenderal Jepang di Medan, Furunobu Koichi.

Padang, SESUMBAR.COM — Pertemuan hangat namun penuh makna terjadi di Rumah Harian Rakyat Sumbar, Jati, Padang, Sabtu (21/6). Dalam suasana santai namun sarat gagasan, Sekretaris IKA FISIP Unand yang juga dosen FISIP Unand, Ardi Abbas, bersama Firdaus dari Yayasan Totalitas, ikut nimbrung dalam diskusi dengan Konsul Muda Bagian Humas, Kebudayaan dan Pendidikan Konsulat Jenderal Jepang di Medan, Furunobu Koichi.

Turut hadir dalam momen inspiratif tersebut Pemimpin Redaksi Harian Rakyat Sumbar, Revdi Iwan Syahputra. Namun, arah diskusi tidak semata-mata tentang beasiswa dan karier di Jepang—melainkan lebih jauh menyinggung soal pemberdayaan masyarakat, relevansi budaya, dan potensi kerja sama konkret di masa mendatang.

Ardi Abbas menyoroti pentingnya kerja sama tidak hanya pada tataran akademik, tetapi juga sosial. Ia menawarkan sudut pandang bagaimana pendekatan diplomasi pendidikan dan budaya bisa dimanfaatkan untuk mendorong pembangunan komunitas berbasis kemandirian.

“Bukan hanya soal pelajar ke Jepang, tapi bagaimana masyarakat lokal, khususnya generasi muda, diberdayakan agar punya daya saing global, tanpa kehilangan akar budaya,” ujar Ardi Abbas.

Firdaus dari Yayasan Totalitas menambahkan, perlu ada jembatan antara dunia pendidikan tinggi dan masyarakat akar rumput. Ia menilai pendekatan yang dilakukan Konsulat Jepang sangat terbuka untuk kolaborasi lintas sektor, terutama dalam sektor pertanian dan perawatan lansia, dua sektor yang juga bersinggungan dengan program pemberdayaan yayasan yang ia kelola.

“Kami melihat peluang besar jika diplomasi Jepang tidak berhenti di kampus, tapi juga menjangkau desa-desa. Karena banyak potensi lokal yang hanya butuh sedikit sentuhan dan kesempatan,” ungkap Firdaus.

Furunobu Koichi menyambut positif arah pembicaraan tersebut. Ia menjelaskan, saat ini lebih dari 27 ribu pelajar di Sumatera Barat telah belajar Bahasa Jepang. Konsulat Jepang, kata dia, mendorong agar para pelajar ini tidak hanya berbahasa, tapi juga bisa menempuh pendidikan dan bekerja di Jepang melalui program beasiswa Monbukagakusho (MEXT).

“Penurunan angka kelahiran di Jepang membuka peluang kerja besar di berbagai bidang. Tapi kami juga ingin anak-anak muda Indonesia—khususnya dari Sumbar—menjadi penghubung budaya dan pengetahuan antarbangsa,” ujarnya.

Baca Juga:  Tragedi di Mapolres Solok Selatan, Berkaitan Penangkapan Pelaku Tambang Galian C

Beasiswa yang ditawarkan tidak hanya mencakup biaya kuliah dan tunjangan hidup, tetapi juga pelatihan bahasa dan akademik selama satu tahun sebelum penerima memulai kuliah S1 di universitas negeri Jepang.

Pemred Harian Rakyat Sumbar, Revdi Iwan Syahputra, menegaskan pihaknya siap menjadi mitra strategis dalam menyuarakan dan mempromosikan peluang ini kepada publik.

Baca Juga:  Menjaga Napas Nagari: Merawat Tradisi, Menggerakkan Ekonomi

“Kami tidak hanya ingin jadi media penyampai informasi, tapi bagian dari ekosistem perubahan. Kolaborasi seperti ini sangat kami dukung,” ujar Revdi.

Pertemuan yang berawal dari kunjungan diplomatik itu akhirnya menjadi ruang dialog lintas peran—akademisi, aktivis, jurnalis, dan diplomat—yang menyatukan semangat yang sama: memberdayakan generasi muda Sumatera Barat agar mendunia tanpa kehilangan jati diri.(edg)

Example 120x600