Indonesia Bersiap Menuju Negara Industri
Jakarta, SESUMBAR.COM– Presiden Prabowo Subianto secara resmi meluncurkan Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara Indonesia) di Istana Negara, Senin (24/2). Pembentukan Danantara bertujuan untuk mengonsolidasikan aset-aset negara yang dikelola oleh Badan Usaha Milik Negara (BUMN) serta mengoptimalkan pengelolaan kekayaan negara melalui investasi strategis.
Dalam pidatonya yang disiarkan secara nasional, Presiden Prabowo menegaskan bahwa Danantara akan beroperasi dengan model serupa seperti Temasek Holdings di Singapura. Lembaga ini diharapkan dapat mengelola aset senilai lebih dari 900 miliar dolar AS, dengan fokus investasi pada sektor energi terbarukan, manufaktur canggih, hilirisasi industri, dan produksi pangan. Target utamanya adalah mendorong pertumbuhan ekonomi nasional hingga 8% dalam lima tahun ke depan.
Sebagai langkah awal, Danantara akan mengambil alih kepemilikan pemerintah di tujuh BUMN besar, yakni PT Bank Mandiri (Persero) Tbk, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk, PT PLN (Persero), PT Pertamina (Persero), PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk, PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk, dan PT Mineral Industri Indonesia (Persero) atau MIND ID. Total aset gabungan dari ketujuh BUMN ini diperkirakan mencapai hampir Rp9.000 triliun.
Selain itu, Danantara juga akan mengintegrasikan Indonesia Investment Authority (INA), yang sebelumnya telah mengelola aset sebesar Rp163 triliun. Dengan demikian, total aset yang dikelola Danantara pada tahap awal mencapai Rp9.049 triliun atau sekitar 571,6 miliar dolar AS. Dalam beberapa tahun ke depan, Danantara diproyeksikan mengelola aset hingga 982 miliar dolar AS atau sekitar Rp15.547 triliun.
Presiden Prabowo juga mengumumkan susunan kepemimpinan Danantara. Muliaman Darmansyah Hadad ditunjuk sebagai Kepala Badan Pengelola Investasi Danantara. Sementara itu, Menteri Investasi Rosan Roeslani akan menjabat sebagai CEO, dengan Dony Oskaria sebagai Chief Operating Officer (COO) dan Pandu Sjahrir sebagai Chief Investment Officer (CIO). Dewan Pengawas akan diketuai oleh Menteri BUMN Erick Thohir, dengan anggota Muliaman Hadad dan Menteri Keuangan Sri Mulyani.
Struktur kepemilikan saham Danantara terdiri dari 1% saham Seri A yang dipegang oleh Kementerian BUMN dan 99% saham Seri B yang dimiliki oleh Danantara sendiri. Dengan modal awal Rp1.000 triliun, lembaga ini akan menjadi penggerak utama investasi negara dalam proyek-proyek strategis, termasuk mega proyek hilirisasi industri sesuai dengan visi pembangunan Presiden Prabowo.
Wakil Ketua Komisi VI DPR RI, Andre Rosiade, menyebutkan bahwa Danantara akan menjadi pintu gerbang bagi Indonesia untuk segera bertransformasi menjadi negara industri. “DANATARA akan menjadi motor penggerak investasi besar-besaran di proyek hilirisasi dan membuka jutaan lapangan kerja. Dengan kepemimpinan profesional, kita optimistis pertumbuhan ekonomi 8% dapat tercapai,” ujar Andre.
Pembentukan Danantara didasarkan pada perubahan ketiga atas Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2003 tentang BUMN, yang telah disahkan dalam Rapat Paripurna DPR pada 4 Februari 2025. Dengan hadirnya Danantara, Indonesia kini memiliki lembaga investasi negara yang siap bersaing di kancah global serta meningkatkan kesejahteraan nasional melalui optimalisasi aset dan investasi strategis.(*/ist)