Kapolo Koto, Gurun Sungai Tarab, SESUMBAR.COM – Setelah sukses dengan FDB Institute yang aktif mengajarkan seni dan budaya Minangkabau, Medan Bapaneh Maha Karya kembali menghadirkan inovasi baru melalui FDB Lapau Academy dan Sekolah Alam. Program ini bertujuan untuk melestarikan budaya, seni, dan tradisi Minangkabau sekaligus memberikan wadah edukatif bagi anak-anak.
Inisiatif ini digagas oleh Dr. Febby Dt. Bangso, SSt.Par, M.Par, QRGP, CFA, yang menjelaskan bahwa program ini merupakan bagian dari gerakan “Jago Luhak Nan Tuo”. Gerakan ini diharapkan dapat menjadi media bagi anak-anak untuk terlibat dalam kegiatan positif serta membangun kepribadian yang kuat.
Lapau Academy: Membangun Karakter dan Motivasi Anak
Selain belajar seni dan budaya, anak-anak yang mengikuti Lapau Academy akan mendapatkan pembelajaran tentang nilai-nilai kebangsaan, demokrasi, serta motivasi untuk meraih cita-cita. Beberapa materi yang diajarkan meliputi:
Demokrasi Ota Lapau, tradisi berdiskusi di lapau yang mengajarkan anak-anak berdialog dan memahami berbagai isu.
Pancasila dan nilai-nilai kebangsaan sebagai pondasi dalam kehidupan bermasyarakat.
Pitaruah Ayah, Pasan Mandeh, Pituah Mamak, berupa nasihat dari orang tua dan tokoh adat sebagai pedoman hidup.
Kelas Inspirasi, menghadirkan tokoh-tokoh lokal dan nasional untuk memberikan motivasi dan menjadi role model bagi anak-anak.
Permainan tradisional, seperti membuat layang-layang, sepak rago, dan filosofi alam “Alam Takambang Jadi Guru” untuk menanamkan nilai budaya melalui aktivitas bermain.
Kegiatan Rutin dan Kehadiran Tokoh Inspiratif
Kegiatan ini akan berlangsung secara rutin, baik di sela-sela maupun setelah latihan seni dan budaya di Medan Bapaneh Maha Karya. Untuk kelas inspirasi perdana, akan hadir Arief Malinmudo, sutradara film Surau dan Silek. Selain itu, sedang dijadwalkan pula kehadiran Khairul Jasmi (Komisaris Semen Padang & Pemred Harian Singgalang) serta Dr. Yondri (Direktur Politeknik Negeri Padang).
Menyatukan Tradisi dan Pendidikan Karakter
Dengan hadirnya FDB Lapau Academy dan Sekolah Alam, anak-anak di Luhak Nan Tuo kini memiliki wadah edukatif yang tidak hanya mengenalkan budaya, tetapi juga membangun karakter dan wawasan mereka.
“Kami ingin anak-anak berani bermimpi dan memiliki harapan. Dengan mengenal akar budayanya, mereka bisa tumbuh menjadi generasi yang tangguh, kreatif, dan berdaya saing tinggi,” ujar Dr. Febby Dt. Bangso.
Langkah ini menjadi bukti bahwa pendidikan tidak harus selalu berada di dalam ruang kelas. Dengan pendekatan berbasis budaya dan alam, anak-anak dapat belajar dengan cara yang lebih menyenangkan dan bermakna.(*/ist)