Syamsoedarman Berlabuh di Pekanbaru: Keputusan Berani di Tengah Dualisme Hari Pers Nasional
Pekanbaru, SESUMBAR.COM — Di tengah dualisme peringatan Hari Pers Nasional (HPN) 2025, wartawan senior Syamsoedarman membuat keputusan yang tak biasa. Ketika banyak pihak memilih bertolak ke Banjarmasin, Syam justru melabuhkan langkahnya di Pekanbaru, pusat HPN 2025 versi PWI Pusat di bawah pimpinan Zulmansyah Sekedang.
Keputusannya tersebut mendapat perhatian luas dari insan pers, terutama karena ia adalah penerima penghargaan bergengsi Press Card Number One (PCNO). Meski secara resmi penghargaan itu diterima di Banjarmasin, Syam telah memberikan surat kuasa kepada Heranof Firdaus untuk mewakilinya menerima penghargaan tersebut.
“Saya tetap merasa bangga menerima PCNO, meski diwakilkan. Namun, hati saya lebih memilih untuk hadir di Pekanbaru, karena maknanya lebih besar bagi saya pribadi dan dunia pers saat ini,” ungkap Syam dengan penuh keyakinan.
Keberangkatan Syam ke Pekanbaru tak lepas dari dukungan penuh Pemko Padang Panjang, yang turut memfasilitasi perjalanannya bersama beberapa tokoh lainnya. Dukungan ini menjadi wujud nyata kepedulian pemerintah daerah terhadap perjalanan sejarah pers dan dedikasi Syam sebagai salah satu jurnalis terbaik dari Padang Panjang.
“Kami merasa bangga bisa mendukung langkah Syamsoedarman. Beliau adalah aset penting bagi dunia jurnalistik, khususnya di Sumatera Barat,” ujar salah satu pejabat Pemko Padang Panjang.
Pilihan yang Didukung Banyak Pihak
Langkah Syam juga mendapat apresiasi dari Ketua PWI Sumbar, Widya Navies, yang menyebut keputusan itu sebagai langkah tepat dan penuh makna.
“Keputusan Syamsoedarman adalah simbol keberanian dan keteguhan sikap. Di tengah situasi yang membingungkan, ia memilih dengan hati dan kepala yang jernih,” kata Widya.
Wakil Ketua PWI Sumbar, Syawir Pribadi, menambahkan bahwa pilihan Syam merupakan bentuk pernyataan sikap yang patut dihormati. “Dalam dunia pers, keberanian mengambil keputusan yang benar di saat-saat sulit adalah kualitas langka. Syamsoedarman membuktikan bahwa ia memiliki kualitas itu,” ujarnya.
Perjalanan Panjang Seorang Wartawan
Syamsoedarman telah menjalani lebih dari tiga dekade karirnya di dunia jurnalistik. Ia memulai dari bawah sebagai wartawan Koran Masuk Desa (KMD) Harian Singgalang di era 1970-an, hingga akhirnya meniti karir sebagai Redaktur Pelaksana di media yang sama.
“Saya tidak pernah membayangkan bisa berada di titik ini. Bagi saya, setiap berita yang dimuat waktu itu adalah kemenangan kecil yang membuat saya ingin terus menulis,” kenangnya.
Kini, di Pekanbaru, Syam berdiri bukan sekadar sebagai penerima PCNO, tetapi juga sebagai simbol dari keberanian, keteguhan, dan kecintaan pada profesi jurnalistik.
“Pekanbaru bukan sekadar tempat, tapi sebuah pilihan hati. Di sinilah sayap merayakan makna sejati dari profesi yang telah saya jalani puluhan tahun,” tutupnya dengan senyum penuh rasa syukur.(*/ope)