NasionalOpini

Gerindra di Puncak Kedigjayaan: Prabowo dan Soliditas 80% Parlemen

×

Gerindra di Puncak Kedigjayaan: Prabowo dan Soliditas 80% Parlemen

Sebarkan artikel ini
Dalam balutan jas khasnya, Prabowo berbicara dengan nada tegas namun penuh kebijaksanaan.

Catatan Revdi Iwan Syahputra

Suara gemuruh memenuhi Sentul International Convention Center (SICC) saat ribuan kader Partai Gerindra berkumpul dalam puncak perayaan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-17 pada 15 Februari 2025. Di atas panggung, berdiri seorang pemimpin yang kini bukan hanya menjadi simbol partai, tetapi juga nakhoda negeri: Presiden Prabowo Subianto.

Dalam balutan jas khasnya, Prabowo berbicara dengan nada tegas namun penuh kebijaksanaan. Ia menyampaikan komitmennya terhadap pemerintahan yang bersih, efisien, dan berpihak pada rakyat. Salah satu langkah besar yang ia umumkan adalah penghematan anggaran sebesar Rp 750 triliun—sebuah jumlah yang fantastis, yang akan dialokasikan untuk berbagai program prioritas, termasuk Program Makan Bergizi Gratis (MBG) bagi lebih dari 82 juta anak dan ibu hamil.

“Saya tidak ingin negara ini menghamburkan uang untuk hal-hal yang tidak perlu,” ujar Prabowo. “Setiap rupiah harus kembali ke rakyat dalam bentuk kesejahteraan dan kemajuan.”

Baca Juga:  Rahmad Sukendar: Mahasiswa Turun ke Jalan, Warning Keras untuk Prabowo!

Kata-kata itu disambut tepuk tangan membahana, menegaskan keyakinan para kader bahwa Gerindra kini bukan lagi sekadar partai oposisi yang mengkritik, tetapi penggerak utama roda pemerintahan.

Jokowi dan Legitimasi Politik Gerindra

Menariknya, dalam acara itu, Presiden ke-7 RI Joko Widodo turut hadir dan memberikan pidato yang menyoroti determinasi Gerindra di bawah kepemimpinan Prabowo. Ia mengakui bahwa kekuatan Gerindra dan dukungan rakyat terhadap Prabowo kini telah mencapai titik yang sulit digoyahkan.

“Awalnya saya tidak ingin berbicara, tapi panglima tertinggi yang meminta. Kalau sudah begitu, ya, saya harus siap,” ujar Jokowi, mencairkan suasana dengan sedikit humor. Namun di balik candanya, ada sebuah fakta besar yang tak terbantahkan: kekuatan politik Prabowo kini telah merangkul lebih dari 80% parlemen.

Dominasi Gerindra dan koalisinya, yang mencakup Partai Golkar, Partai Demokrat, PAN dan beberapa partai lainnya menjadikan pemerintahan semakin solid. Dengan dukungan parlemen yang hampir mutlak, Prabowo memiliki keleluasaan untuk menjalankan visi besarnya bagi Indonesia tanpa hambatan berarti.

Baca Juga:  Pengembangan Kebutuhan Masyarakat dan Status Hukum RS Arun Lhokseumawe

Namun, bukan berarti ia menutup diri dari kritik. Dalam pidatonya, Prabowo menegaskan bahwa pemerintahannya siap menerima masukan dari berbagai pihak. “Kritik itu perlu. Jangan kita alergi terhadap kritik yang membangun. Justru itu yang membuat kita semakin kuat,” katanya.

Menuju Swasembada dan Kemandirian Bangsa

Selain reformasi anggaran, Prabowo juga membawa visi besar dalam ketahanan pangan. Ia mengumumkan rencana pemerintah untuk memperluas lahan pertanian sebesar 3 juta hektare. Langkah ini diambil demi mencapai swasembada pangan, mengurangi ketergantungan impor, serta memastikan stabilitas harga bahan pokok.

Program ini akan difokuskan pada pengembangan lahan di Sumatera Selatan, Kalimantan Tengah, dan Papua, menjadikannya tonggak baru dalam sejarah pertanian nasional.

“Kita harus menjadi bangsa yang mandiri. Kita tidak boleh terus-menerus bergantung pada negara lain. Dengan Danantara, kita tidak akan mengemis. Kita siap membangun negeri ini dengan kekuatan sendiri,” ujar Prabowo, merujuk pada inisiatif besar yang akan menjadi fondasi ekonomi Indonesia ke depan.

Baca Juga:  Habiskan Uang Negara Rp 3 Miliar untuk Judi Online, Plt Kabag Umum Pemkab Dharmasraya ditangkap Kejati Sumbar

Gerindra, Pilar Kekuasaan Baru

Melihat kondisi politik saat ini, sulit untuk menyangkal bahwa Gerindra kini berada di puncak kedigjayaannya. Partai yang dulu pernah menjadi oposisi kini menjadi motor utama pemerintahan. Dukungan rakyat semakin kuat, parlemen semakin solid, dan kebijakan-kebijakan besar mulai digulirkan dengan visi yang jelas.

Di usia ke-17, Gerindra bukan lagi sekadar partai politik. Ia telah menjelma menjadi simbol determinasi, ketegasan, dan kepemimpinan yang berpihak pada kepentingan nasional.

Prabowo, dengan segala pengalamannya, kini berdiri sebagai sosok yang memimpin negeri dengan kekuatan penuh.

Dan sejarah mencatat, bahwa inilah era di mana Partai Gerindra mencapai puncak kejayaannya.(*)

Penulis adalah Pemegang Kompetensi Wartawan Utama

Example 120x600