Catatan Revdi Iwan Syahputra
Sejarah selalu menuliskan namanya sendiri, tetapi ada masa ketika seorang pemuda memilih untuk menuliskan sejarahnya sendiri, melawan arus, menantang batas, dan mengubah wajah kotanya. H. Fadly Amran, B.B.A, gelar Datuak Paduko Malano, adalah sosok yang berani itu. Lahir di tanah Minangkabau yang kaya akan tradisi, Fadly muncul sebagai pemimpin muda yang bukan hanya membangun kota, tetapi juga merajut harapan baru bagi masyarakatnya.
Ia bukan politisi konvensional yang berbicara melalui podium tanpa makna. Fadly hadir dengan bahasa yang sederhana, tetapi tajam dan penuh visi. Di balik senyum yang selalu ramah, ada semangat besar untuk menjadikan Padang sebagai Kota Pintar dan Kota Seha, tempat tradisi Minang yang luhur bersanding mesra dengan teknologi modern.
Malam kemenangan itu, sorak-sorai bergema dari seluruh penjuru Padang. Mahkamah Konstitusi baru saja mengesahkan kemenangan Fadly Amran dan Maigus Nasir dalam Pilkada Padang 2024. Bagi banyak orang, ini bukan sekadar kemenangan politik, tetapi kemenangan atas mimpi yang perlahan menjadi nyata.
“Alhamdulillah, suara rakyat menjadi fakta hukum di MK. Pintu keadilan terbuka lebar. Kami siap mengabdi tanpa pamrih,” ucapnya singkat, tetapi penuh makna.
Melampaui Batas Usia: Pemimpin Muda, Gaya Baru
Di usianya yang belum genap 40 tahun, Fadly adalah gambaran pemimpin masa depan. Ia tak ragu mengambil risiko, menabrak pakem lama yang sering kali membuat perubahan berjalan lambat. Baginya, memimpin bukan soal memerintah, melainkan merangkul.
Lewat program Padang Amanah, ia membangun pemerintahan yang bebas pungli dan berbasis teknologi. Pelayanan publik yang sebelumnya berbelit, kini menjadi lebih sederhana dan cepat. Ia percaya, kota yang maju adalah kota yang melayani, bukan mempersulit.
Di sisi lain, program Smart Surau dan Remaja Mesjid Reborn menjadi manifestasi cintanya pada tradisi Minang. Ia tahu, masjid bukan hanya tempat beribadah, tetapi juga pusat kehidupan sosial. Dengan fasilitas Wi-Fi gratis dan ruang belajar digital, Fadly membawa anak-anak muda kembali ke masjid, bukan untuk bermain, tetapi untuk bertumbuh.
Dukungan Keluarga: Nafas di Balik Langkah Besar
Di setiap perjalanan besar, selalu ada sosok-sosok yang menjadi tiang penyangga. Bagi Fadly, itu adalah keluarganya. Sebagai seorang suami dan ayah, ia kerap menyebut bahwa dukungan keluarga adalah sumber energi yang tak pernah habis.
“Dalam setiap langkah saya, keluarga selalu ada di belakang. Mereka adalah pengingat ketika saya hampir lupa, dan penguat ketika saya hampir menyerah,” katanya dalam sebuah kesempatan.
Nilai-nilai keluarga ini pula yang ia bawa ke dalam kepemimpinannya. Kota, baginya, adalah keluarga besar yang harus dijaga dan dilayani dengan penuh cinta dan tanggung jawab.
Antara Tradisi dan Modernitas: Harmoni yang Diciptakan
Apa yang membuat Fadly berbeda adalah kemampuannya merangkul tradisi tanpa menolak modernitas. Ia percaya bahwa kota yang maju bukanlah kota yang melupakan akarnya. Lewat program Sinergi Nagari, Fadly melibatkan tokoh adat, ulama, dan cendekiawan dalam setiap pengambilan keputusan. Di sini, modernisasi tidak pernah menjadi ancaman bagi tradisi, melainkan pelengkap yang memperkuat identitas kota.
“Kota ini bukan milik pemerintah, tapi milik setiap warganya. Tugas kami adalah menjadi jembatan antara harapan masyarakat dan kenyataan yang bisa kami wujudkan bersama,” ungkapnya.
Menuju Kota yang Berdaya
Di bawah kepemimpinan Fadly, Padang bergerak cepat. Program seperti BPJS Kesehatan Gratis, revitalisasi pasar tradisional, dan penataan kawasan wisata menjadi bukti nyata dari janji politiknya. Namun, ia sadar bahwa pembangunan fisik saja tidak cukup. Fadly ingin membangun manusia-manusianya, memberikan pendidikan yang lebih baik, menciptakan ruang yang layak bagi anak-anak muda untuk bermimpi dan berinovasi.
Ia membawa semangat itu lewat program Padang Balomba dan UMKM Naik Kelas, membangkitkan gairah ekonomi kreatif dan memberdayakan pelaku usaha kecil. Dengan revitalisasi Pasar Raya dan Rumah Wirausaha, Fadly ingin memastikan bahwa setiap orang punya kesempatan yang sama untuk berkembang.
Epilog: Mimpi yang Terus Hidup
Fadly Amran bukan sekadar wali kota. Ia adalah simbol dari semangat perubahan, dari keyakinan bahwa mimpi besar bisa diwujudkan jika dilakukan bersama. Ia bukan pemimpin yang hanya duduk di belakang meja. Ia adalah pemimpin yang berjalan di tengah masyarakat, mendengarkan, berdiskusi, dan beraksi.
Di tangannya, Padang bukan lagi kota yang hidup dalam romantisme masa lalu. Padang adalah kota yang siap melangkah ke masa depan, membawa warisan tradisi Minangkabau dalam setiap langkah modernitasnya.
Dan di tengah-tengah kota yang terus berdenyut itu, Fadly berdiri—pemimpin muda yang tak lelah bermimpi dan mengajak seluruh warganya bermimpi bersama. Demikian.(*)
Penulis adalah Jurnalis pemegang Kompetensi Utama, Pemred Padang Ekspres 2020-2022, Pemred Harian Haluan 2022-2023, Pemred Rakyat Sumbar 2017-2020, Pemred Padangtoday.com 2010-2011