MetroNagari

Menghidupkan Kembali Surau: Zul Arfin dan Misi Melahirkan Generasi Qurani di Pasia Laweh

×

Menghidupkan Kembali Surau: Zul Arfin dan Misi Melahirkan Generasi Qurani di Pasia Laweh

Sebarkan artikel ini
Menghidupkan Kembali Surau: Zul Arfin dan Misi Melahirkan Generasi Qurani di Pasia Laweh.(ist)

Pasia Laweh, SESUMBAR.COM – Pasia Laweh diselimuti semangat yang berbeda pagi itu. Dari Masjid Al Irsyad, gema ayat-ayat suci bersahutan, mengiringi langkah ratusan santri yang berbaris rapi mengikuti pawai ta’ruf. Di tengah keramaian itu, Wali Nagari Pasia Laweh, Zul Arfin, berdiri dengan senyum penuh harap. Hari itu, mimpinya untuk membangkitkan kembali fungsi surau sebagai pusat pembentukan karakter Islami perlahan menjadi nyata.

Sebanyak 155 santri dari 19 TPQ, SQ, MDA, dan MDTA di seluruh nagari berkumpul untuk mengikuti khatam Quran massal. Bagi Zul Arfin, kegiatan ini lebih dari sekadar tradisi tahunan. Ia melihatnya sebagai langkah strategis dalam menyiapkan generasi muda yang tidak hanya mengenal Alquran, tetapi juga menjadikan nilai-nilainya sebagai panduan hidup.

Baca Juga:  Tanggap Bencana Banjir Jabodetabek, BRI Peduli Gerak Cepat salurkan Bantuan Bagi Warga Terdampak

“Kita ingin membangkitkan lagi semangat ke surau. Urusan mengaji, membina akhlak, tidak bisa hanya dititipkan pada guru agama. Ini tugas bersama — pemerintah nagari, pemuka adat, seluruh masyarakat,” kata Zul Arfin saat membuka acara.

Tema “Bangkik dari Surau, Wujudkan Generasi Qurani Menuju Visi Nariyah” bukan sekadar slogan. Sejak awal, Zul Arfin telah mendorong visi besar “Nagari Mandiri Hidayah (Nariyah)” — membangun masyarakat berdaya, berilmu, dan berakhlak mulia. Khatam Quran massal ini adalah salah satu pondasi dari visi tersebut.

Tak hanya berhenti pada penyelenggaraan, Zul Arfin memastikan seluruh biaya kegiatan ini diambil dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Nagari (APB Nagari). Ia paham, di tengah tekanan ekonomi, masyarakat membutuhkan dukungan, terutama dalam kegiatan-kegiatan yang menanamkan nilai agama.

Baca Juga:  Hitung Cepat, Sementara Mahyeldi-Vasko Unggul

“Kita ingin masyarakat merasa pemerintah hadir untuk hal-hal yang bernilai. Apalagi sekarang, sertifikat khatam Alquran menjadi syarat untuk melanjutkan ke SMP. Ini menambah motivasi, sekaligus menanamkan nilai-nilai Alquran sejak dini,” ujarnya.

Semarak pawai ta’ruf yang diikuti sekitar 3.000 peserta menjadi gambaran betapa antusiasnya masyarakat menyambut acara ini. Demi menjaga ketertiban, Zul Arfin mengambil keputusan membatasi jumlah pendamping santri maksimal 20 orang per anak. Keputusan itu diterima dengan baik, karena semua memahami semangat kebersamaan yang ingin dibangun.

Di sela acara, suara qasidah dan irama hadroh santri MTI Canduang mengalun lembut, membalut suasana religius. Panitia pun menyerahkan hadiah kepada para pemenang lomba-lomba yang sebelumnya diadakan, menambah kegembiraan hari itu.

Baca Juga:  Jangan Telan Mentah-mentah Informasi

Bagi Zul Arfin, kegiatan ini bukan puncak, melainkan awal. Ia ingin Pasia Laweh menjadi contoh bagaimana sebuah nagari bisa bangkit dari surau, memperkuat pendidikan agama, dan menyiapkan generasi masa depan yang berkarakter kuat.

“Kita tidak hanya ingin banyak santri, tapi santri yang memahami, mengamalkan, dan membawa nilai-nilai Alquran dalam kehidupannya,” ujar Zul Arfin menutup sambutannya, seraya menatap barisan santri yang hari itu membawa harapan baru untuk nagari mereka.(*)

 

Example 120x600