Padang, SESUMBAR.COM – Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Sumatera Barat menggelar Forum Group Discussion (FGD) merespons turunnya Indeks Kemerdekaan Pers (IKP) Sumbar yang drastis dari peringkat 9 ke peringkat 34 dari 38 provinsi. Diskusi bertajuk “Kacang Abuih” ini diselenggarakan di kantor PWI Sumbar, Jalan Bagindo Azischan Padang, Selasa (24/12).
Penurunan signifikan nilai IKP Sumbar dari 89 pada tahun 2022 menjadi 66 di tahun 2024 menjadi sorotan berbagai pihak. Dalam diskusi yang dipimpin Ketua PWI Sumbar Widya Navies ini, sejumlah kasus pelanggaran terhadap kebebasan pers terungkap sebagai penyebab utama.
Hasril Chaniago, wartawan senior, mengidentifikasi beberapa kasus signifikan seperti pengusiran wartawan saat pelantikan Wakil Walikota Padang, pengusiran masyarakat dari Masjid Raya, dan kasus demonstrasi di Pasaman Barat. Ia juga mengkritisi ketertutupan Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) yang dinilai cenderung menjadi alat politik kepala daerah.
Sementara itu, Aidil Ikhkas dari Aliansi Jurnalis Independen (AJI) mencatat lima kasus kekerasan terhadap jurnalis sepanjang tahun 2024. Ia juga menyoroti permasalahan internal seperti tercampurnya fungsi marketing dengan wartawan, gaji yang tidak memadai, dan perlakuan pukul rata dari pemerintah terkait kerjasama media.
Menanggapi berbagai keluhan tersebut, Kabid Humas Polda Sumbar, Kombes Pol Dwi Sulistyawan mengakui adanya kejadian yang di luar kendali pihak keamanan, terutama dalam penanganan demonstrasi. Namun, ia menegaskan bahwa Polda terus melakukan evaluasi dalam menjalin hubungan dengan pers. Sebagai bentuk apresiasi, Polda Sumbar berencana memberikan penghargaan kepada tiga media elektronik dan tiga media cetak pada akhir tahun.
Di sisi lain, Kabid Humas Diskominfotik Pemda Sumbar, Indra Kusuma, tetap optimis dengan menyatakan bahwa hubungan Pers Sumbar dengan Pemprov Sumbar masih terjalin baik dan berharap IKP dapat meningkat di tahun mendatang.
Diskusi yang juga dihadiri oleh ahli pers Dr. Basril Basyar dan perwakilan AJI Hendra Makmur ini menjadi momentum penting untuk mengevaluasi dan mencari solusi atas berbagai permasalahan yang dihadapi insan pers di Sumatera Barat.(*/leo)
