Nasional

Gelorakan Literasi Lewat Surat: Satupena Sumbar dan Albert Hendra Lukman Dorong Guru dan Siswa Menulis dari Hati

×

Gelorakan Literasi Lewat Surat: Satupena Sumbar dan Albert Hendra Lukman Dorong Guru dan Siswa Menulis dari Hati

Sebarkan artikel ini
Gelorakan Literasi Lewat Surat: Satupena Sumbar dan Albert Hendra Lukman Dorong Guru & Siswa Menulis dari Hati

PADANG, SESUMBAR.COM Gerakan membangun budaya literasi di Sumatera Barat terus digelorakan. Salah satu upaya nyatanya adalah Lomba Menulis Surat untuk Guru dan Siswa yang digagas Dewan Pengurus Daerah (DPD) Satupena Sumbar, difasilitasi Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Sumbar serta didukung oleh anggota DPRD Sumbar, Albert Hendra Lukman.

Lomba yang berlangsung sejak Mei hingga puncak acara pada Agustus ini, terbuka bagi guru dan siswa dari seluruh jenjang pendidikan: SD, SMP, SMA, SMK, MA, SLB atau sederajat. Animo peserta sangat tinggi, terutama berkat peran aktif para guru penggerak literasi di sekolah. Mereka menjadi ujung tombak yang menggerakkan semangat menulis dan memilih karya terbaik di lingkup sekolah masing-masing sebelum dikirim ke panitia provinsi.

Baca Juga:  Prof. Anul Zufri Resmi Diangkat sebagai Dosen Hukum Internasional di ASEAN University International

Ketua DPD Satupena Sumbar, Sastri Bakry, menyampaikan bahwa keberhasilan program ini sangat ditentukan oleh keterlibatan guru-guru penggerak yang membina dan mendampingi siswa dalam mengekspresikan isi hati mereka tentang dunia pendidikan melalui tulisan.

“Budaya literasi hanya bisa tumbuh jika ada yang menyalakan apinya. Guru penggerak adalah lentera itu. Kami sangat terbantu jika mereka memberi ruang seluas-luasnya kepada siswa untuk menulis dan ikut seleksi awal,” kata Sastri, Sabtu (14/6/2025) di Sekretariat Satupena Sumbar.

Ketua Panitia lomba, Armaidi Tanjung, menyebut bahwa surat-surat yang masuk sejauh ini telah membuka banyak kisah yang tak terlihat selama ini.

“Dari surat-surat yang kami terima, banyak cerita unik dan menyentuh antara siswa dan gurunya. Kadang lucu, sering mengharukan. Ini menjadi ruang jujur bagi mereka untuk saling memahami,” ujarnya.

Baca Juga:  Kementerian PANRB Tetapkan Nomenklatur Baru: Kepala Sekolah Kini Menjadi Kepala Satuan Pendidikan

Contohnya bisa dilihat di SMA Negeri 1 Sungai Limau, Pariaman. Guru sekaligus ketua lomba di sekolah itu, Erlinawati, menyeleksi 167 siswa yang mengikuti lomba hingga menyaring pemenang dan mengirim 10 nominasi terbaik ke panitia provinsi. Sekolah pun menyiapkan hadiah uang tunai serta buku sebagai bentuk apresiasi.

Hal serupa dilakukan di SMPN 2 Bukittinggi. Dari 960 siswa, sekitar 200 ikut diseleksi. Guru pembimbing Dilla, S.Pd., mengirimkan 10 karya terbaik ke panitia lomba.

Panitia lomba sendiri memberi ruang yang cukup fleksibel bagi peserta. “Batas waktu kami buat longgar. Yang utama bukan kecepatan, tapi proses pembelajaran menulis itu sendiri. Budaya literasi tak lahir dari paksaan,” tambah Armaidi.

Baca Juga:  Literasi Menembus Batas: Seminar Internasional IMLF 2025 Hadirkan 8 Pembicara Dunia untuk Guru Indonesia

Meski juri nantinya harus bekerja ekstra menilai ratusan hingga ribuan surat, panitia tetap berkomitmen menjadikan lomba ini sebagai tonggak penguatan literasi di sekolah-sekolah Sumbar.

“Harapan kami, semakin banyak guru yang tergerak dan siswa yang berani menulis, makin kuat fondasi literasi di daerah kita,” tutup Sastri Bakry, yang dikenal sebagai sastrawan perempuan berprestasi asal Sumatera Barat.(*)

Example 120x600