Oleh Kol (Purn) Dr. Farhan Abd, Sp.THT-KL
Relawan Kesehatan
Padang, Rabu 4 Juni 2025
Kami sangat sedih mendengar kabar duka atas wafatnya Alm. Desi Erianti. Lebih menyedihkan lagi ketika beredar informasi bahwa beliau, yang merupakan peserta KIS (Kartu Indonesia Sehat), tidak mendapatkan layanan kesehatan yang maksimal di rumah sakit pemerintah. Di era sekarang, ternyata masih ada kaum dhuafa yang kesulitan mendapatkan pelayanan medis yang layak.
Berdasarkan informasi yang kami telusuri, RSUD Rasidin diduga menolak Alm. Desi saat datang pada pukul dua dini hari. Dokter jaga melalui pernyataan Direktur RS menyebutkan tidak ada indikasi untuk rawat inap. Pertanyaan besar pun muncul: di manakah empati dan kepekaan hati tenaga medis saat itu?
Walikota Padang dan jajarannya segera melakukan investigasi. Ketua Komite Medik dan Inspektorat juga turun tangan. Namun, peristiwa ini tidak berhenti di RSUD Rasidin saja. Alm. Desi akhirnya wafat di IGD RS Siti Rahmah. Maka, rumah sakit tersebut juga seharusnya diperiksa—apakah penanganan di instalasi gawat darurat telah sesuai dengan SOP? Apakah telah dilakukan Cause of Death (COD) untuk memastikan penyebab kematian?
Kami bukan ingin mencari siapa yang salah atau membenarkan siapa pun. Namun, demi kebenaran dan perbaikan sistem layanan kesehatan, kasus ini perlu dilihat secara menyeluruh. RSUD Rasidin memang menjadi sorotan karena diduga menolak pasien. Tapi fakta bahwa pasien sempat berada di rumah selama sembilan jam dan kemudian dibawa ke RS Siti Rahmah, di mana kondisinya memburuk dan akhirnya wafat, juga tak bisa diabaikan.
Artinya, tanggung jawab seharusnya dipikul bersama oleh kedua rumah sakit. Penanganan pasien adalah mata rantai yang tidak bisa diputus hanya karena lokasi awal penolakan. Bahkan keluarga pasien pun memiliki andil dalam penentuan waktu dan tempat membawa Alm. Desi untuk mendapatkan perawatan.
Ombudsman Sumbar, PERSI Sumbar, IDI Sumbar, dan Dinas Kesehatan baik kota maupun provinsi perlu turun tangan serius. Ini bukan kasus pertama yang terjadi di Padang. Sejak era BPJS Kesehatan, persoalan klasik seperti ini terus berulang. Mari kita berpikir rasional dan menjadikan peristiwa ini momentum untuk berbenah. Demi kebaikan dan kemajuan pelayanan kesehatan di Kota Padang, ibu kota Sumatera Barat yang kita cintai.
Kini, Direktur RSUD Rasidin telah dinonaktifkan. Kita doakan keluarga Alm. Desi Erianti diberi ketabahan menghadapi cobaan ini. Kita juga doakan keluarga Direktur RS Rasidin diberikan kekuatan menghadapi ujian berat ini.(*)